Banyak pencipta lagu dan penyanyi yang begitu jenius menciptakan dan
melantunkan lagu bertema cinta, hingga para pendengarnya pun ikut larut
dimabuk asmara. Apakah Anda sering mengalaminya?
Menurut ilmu pengetahuan, ya. Bahkan, gara-gara cinta, bukan kepala
saja yang rasanya seperti orang mabuk kepayang. Dada pun terasa lebih
hangat dan pandangan mata menjadi kabur.
Cinta juga ternyata benar-benar dapat mengubah cara berpikir dan
bertindak, lho! Nah, untuk itu ada baiknya Anda waspada terhadapgejala aneh gara-gara cinta
yang dapat memengaruhi pikiran dan tubuh:
1. Mabuk Kepayang
Ya, ada penjelasan ilmiahnya mengapa Anda merasa begitu bahagia dan
gembira saat memiliki hubungan cinta yang baru. Para ilmuwan dari Albert
Einstein College of Medicine
di New York City memelajari hasil pemindaian MRI dari para mahasiswa
mereka dan menemukan fakta, jatuh cinta dapat mengaktifkan sistem saraf
yang sama dalam otak ketika Anda menggunakan kokain.
Aktifnya saraf ini dapat memberikan Anda perasaan euforia yang
intens. Tetapi jika Anda merasa seperti "kecanduan" untuk selalu bertemu
kekasih baru Anda, mungkin saja Anda tak segila yang dipikirkan.
2. Menjadi Bodoh
Atau setidaknya cinta akan membuat Anda menjadi benar-benar lalai. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Motivastion and Emotion
pada 2013 lalu menemukan fakta, orang yang sedang jatuh cinta menjadi
kurang mampu untuk fokus dalam melakukan tugas-tugas yang membutuhkan
perhatian. Selain itu, peneliti juga menemukan fakta, orang yang sedang
jatuh cinta semakin sulit untuk berkonsentrasi pada tugas.
Para peneliti mengaku tak tahu pasti mengapa cinta bisa membuat otak
seseorang menjadi kabur. Namun mereka sepakat bahwa keseimbangan antara
fokus dan fantasi sangat penting untuk sebuah hubungan yang sukses
(termasuk menjalani hari yang produktif!).
3. Menjadi Jahat
Pikirkan kembali mengapa dua perempuan bersahabat bisa berubah saling
membenci satu sama lain akibat seorang pria. Apa yang menyebabkan
terjadinya permusuhan yang sangat intens akibat sesuatu yang dinamakan
cinta?
Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Personality and Psychology Bulletin
, jawabannya terletak pada hormon neurologis yang terkait dengan agresi
dan empati. Para peneliti dari University of Buffalo meminta peserta
penelitian untuk menggambarkan saat seseorang yang dekat dengan mereka
diancam, lalu bagaimana mereka bereaksi.
Para peneliti menemukan fakta, seseorang akan berperilaku lebih
agresif ketika jatuh cinta. Ada hormon yang akan mengubah diri Anda jadi
lebih hangat, memiliki rasa empati, dan penuh kasih, yang masuk ke
dalam otak dan membentuk agresi pelindung. Hormon inilah yang menyiapkan
Anda untuk mempertahankan pasangan terhadap penyerang, peristiwa stres,
dan bahkan kesedihan. Menarik, bukan?
4. Jadi Lebih Obsesif
Jika sedang jatuh cinta, Anda akan tahu bagaimana kegilaan yang mungkin
terjadi pada tahap awal hubungan, termasuk semua perasaan yang membuat
Anda lelah. Para peneliti dari University of Pisa di Italia mencari
alasan mengapa itu terjadi dan menemukan fakta, efek biokimia cinta
romantis dapat dibedakan dari seseorang yang memiliki gangguan
obsesif-kompulsif.
Para ilmuwan menemukan, orang yang jatuh cinta pada enam bulan
pertama akan memiliki tingkat serotonin yang sama rendahnya (hormon
penghasil rasa tenang) dengan seseorang penderita OCD. Teori juga
sekaligus dapat menjelaskan, mengapa Anda tak bisa berhenti memikirkan
tentang bayi Anda sepanjang hari dan malam.
5. Menjadi “Obat” Paling Mujarab
Pernah bertanya-tanya mengapa semua rasa sakit yang Anda rasakan
tiba-tiba menghilang ketika Anda memeluk pasangan yang dikasihi? Tidak,
itu bukan suatu kebetulan!
Menurut para peneliti dari Stanford University, area otak yang
dipengaruhi oleh perasaan cinta yang kuat adalah area yang sama dengan
yang dipengaruhi oleh obat penghilang rasa sakit. Peneliti meminta
peserta penelitian membawa foto teman dan seseorang yang ditaksir
mereka. Sementara peneliti mengaktifkan simulator termal pada telapak
tangan mereka.
Hasil pindai otak menunjukkan bahwa "cinta" yang hadir karena melihat
foto orang yang disayangi dapat mengurangi rasa sakit lebih efektif
ketimbang saat melihat foto teman. Bisa jadi, kata para peneliti,
aktifnya pusat otak yang menghambat rasa nyeri pada tingkat spinal,
berefek seperti obat penghilang rasa sakit.
Boleh saja dicoba untuk sekadar membantu mengurangi rasa nyeri,
bukan?hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar